Skip to content
Sejarah Yayasan

Tentang Yayasan Borobudur 1971

Sejarah Yayasan

Yayasan Pendidikan Borobudur (YPB) yang didirikan pada  tanggal 11 Maret 1971 adalah sebuah lembaga nir laba yang dimaksudkan oleh pendirinya, Prof. Dr. H. Basir Barthos, sebagai suatu sumbangsih sebagai anggota masyarakat dalam memajukan kehidupan bangsa melalui media pendidikan. Dirasakan oleh pendiri YPB bahwa peran serta masyarakat dalam memberikan layanan pendidikan tinggi pada waktu itu masih relatif sedikit. Tidak lebih dari sekitar 270 perguruan tinggi swasta (PTS) yang didirikan oleh masyarakat pada tahun 1971 diseluruh Indonesia dan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta terdapat hanya sekitar 27 institusi PTS. Pada tahun 2010, Yayasan Pendidikan Borobudur berganti nama menjadi Yayasan Pendidikan Borobudur 1971 berdasarkan keputusan kemenkumham RI No. AHU-5011.AH01.04. Tahun 2010

Bandingkan dengan kondisinya pada saat ini (tahun 2023) dimana telah terdapat lebih dari 2500 perguruan tinggi swasta di Indonesia dan lebih dari 300 pts yang berada di DKI Jakarta. Hal itu berarti bahwa secara kuantitas telah terjadi perkembangan perguruan tinggi swasta sebanyak 925% dalam kurun waktu selama 35 tahun berjalan.

KEPELOPORAN

Keberadaan data yang disebutkan di atas adalah fakta sejarah yang menyertakan dan menyatakan bahwa YPB adalah salah satu pelopor (pioneer) penyelenggara pendidikan tinggi yang memajukan kehidupan masyarakat melalui pendidikan tinggi. YPB yang mendirikan, 3 (tiga) unit Akademi dan secara langsung dioperasionalkan pada tahun 1972 tidak lebih dari memberikan respons atas kebutuhan masyarakat pada waktu itu. Setelah ditemukannya ladang minyak nasional pada tahun 1968 dengan cadangan yang cukup besar, perekonomian Indonesia selanjutnya memperoleh kemajuan (boom) ekonomi yang cukup signifikan. Kehidupan masyarakat mulai sejahtera dan mereka perlu mensejahterakan diri mereka secara lahir dan mental; termasuk di dalamnya adalah memintarkan diri sendiri, keluarganya, dan lingkungannya.

Sehubungan dengan itu, berdirinya Akademi Akuntansi Borobudur, Akademi Keuangan dan Perbankan Borobudur, dan Akademi Bahasa Asing Barobudur (jurusan Bahasa Inggris) pada tahun 1972 yang menyajikan program pendidikan Sarjana Muda (B.A./B.Sc.) adalah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perekonomian masyarakat yang mulai berkembang memerlukan tenaga terampil dan ahli dalam bidang akuntansi, keuangan/perbankan, dan bahasa Inggris. Dan, benar ketiga Akademi Borobudur yang terletak di kawasan Jakarta Timur tersebut diminati oleh masyarakat ibukota dan sampai saat ini terus berkembang dengan sarana dan prasarananya yang lengkap yang terletak di Jalan Raya Kalimalang No. 1 Jakarta.

Bahkan, layanan pendidikan tinggi untuk bahasa asing yang dahulunya hanya menghadirkan bahasa Inggris, kini telah dikembangkan dan dihadirkan jurusan Bahasa Jepang dan Bahasa Prancis. Kalau dahulunya hanya menawarkan layanan pendidikan tingkat Sarjana Muda atau Diploma, sejak Universitas Borobudur didirikan tahun 1982, layanan pendidikannya telah ditingkatkan menjadi tingkat Sarjana (S-1), tahun 1995 dihadirkan pendidikan Magister Manajemen (S-2) dan pada tahun 2000 ini dihadirkan pendidikan program Doktor (S-3) dalam bidang Ilmu Ekonomi. Pada tahun 2004 didirikan Magister Hukum (S-2) dan pada tahun 2010 didirikan Program Doktor (S-3) dibidang Ilmu Hukum. Dalam penyelenggaraan program Doktor (S-3), Universitas Borobudur adalah juga salah satu pelopor institusi pendidikan tinggi (pts) yang mendapatkan kepercayaan penyelenggaraannya oleh pemerintah.

KEMANDIRIAN DAN KEWIRAUSAHAAN

Pendidikan di Universitas Borobudur dan Akademi-Akademi Borobudur divisikan oleh YPB sebagai suatu proses untuk memandirikan manusia sebagai khalifah fil ardli (penguasa bumi.) Substansi keilmuan dengan aneka ragam berikut akar-akar ilmiah yang disajikan kepada mhasiswa di dalam maupun di luar kelas pada hakikatnya dimaksudkan agar peserta didik menjadi mandiri. Peserta didik diajari untuk mengenali diri sendiri dan menentukan kehidupannya sendiri. Melalui pengua-saan substansi ilmiah tersebut diharapkan peserta didik mampu mengidentifikasi potensi dirinya masing-masing dan selanjutnya menentukan arah hidupnya sendiri untuk mengolah sumber daya alam di bumi ini dan memanfaatkan segenap isinya untuk kepentingan masyarakat dan dirinya sendiri.

Realisasinya di dalam kelas adalah bahwa menguasai substansi keilmuan tidak hanya cukup melalui mendengarkan dan mengikuti sistem perkuliahan saja. Terdapat sejumlah sumber ilmu di luar kelas yang harus secara sadar dan mandiri dikerjakan oleh mahasiswa. Perkuliahan dengan dosen di dalam kelas bukan dimaksudkan agar mahasiswa tergantung (dependent) pada dosen; bahkan sebaliknya, mereka menjadi mandiri (independent). Dosen adalah fasilitator yang setiap saat memberikan jalan bagi peserta didik untuk maju dan bukan instruktur yang selalu mendik-tekan sesuatu karena keinginan dosen sendiri. Arahnya adalah semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat kemandiriannya. Visi kemandirian bagi civitas akademika di Universitas Borobudur dan Akademi-Akademi Borobudur telah mewarnai kehidupan mereka sehari-hari di dalam kampus maupun di luar kampus.

Sisi lain dari kemandirian yang ditanamkan dalam sistem pendidikan di lingkungan YPB adalah kewirausahaan (entrepreneurship). Hal yang terakhir ini adalah ujud nyata secara teknologis dari kemandirian yang merupakan sistem kejiwaan seseorang. Kewirausahaan adalah sebuah kemam-puan untuk berusaha secara mandiri yang didasarkan atas potensi diri. Kewirausahaan dari sisi lain adalah kreativitas yang muncul dalam diri seseorang karena bekal investasi intelektual yang cukup kokoh dalam dirinya.

Secara kongkret konsep kewirausahaan yang berada di Universitas Borobudur dan Akademi-Akademi Borobudur diterjemahkan dalam dua macam pendekatan (approach). Yang pertama adalah penyertaan konsep kewirausahaan dalam sistem kurikulum dalam ujud mata kuliah terpisah. Dalam mata kuliah tersebut disajikan beberapa pengetahuan dan keterampilan dasar untuk menciptakan kemampuan kewirausahaan pada peserta didik. Dan, yang kedua adalah pendekatan metodologis di mana setiap dosen yang mengajarkan mata kuliah apa pun memberi-kan contoh dan nuansa kewirausahaan yang selalu membangkitkan kreativitas seseorang untuk berusaha secara mandiri.

KESTABILAN INSTITUSIONAL

Kemandirian dan kewirausahaan bagi masyarakat Universitas Borobudur dan Akademi-Akademi Borobudur adalah landasan yang kuat untuk menatap dunia luar yang pragmatis. Bagi mahasiswa, dunia perguruan tinggi adalah ‘dunia maya’ dimana ia berkiprah dengan kehidupan yang semu. Lingkungan sosial mereka adalah homogen (sesama mahasiswa), kehidupan ekonomi secara nyata tidak ada, otonomi kampus yang memberi kebebasan hanya berlaku di kampus itu, dan lain sebagainya adalah contoh kesemuan yang mewarnai kehidupan mahasiswa di kampus. Untuk itu, kemandirian dan kewirausahaan adalah kondisi kejiwaan dan mental yang menjembatani antara kehidupan maya tersebut dengan kehidupan pragmatis pada saat mereka telah lulus dan memasuki dunia nyata di tengah-tengah masyarakat luas.

Nuansa kejiwaan yang berujud kemandirian dan kewirausahaan tersebut juga menghasilkan kepekaan mahasiswa terhadap tanggung jawab pribadi dan sosial. Hal ini dibuktikan dengan terli-batnya civitas akademika Universitas Borobudur dan Akademi-Akademi Borobudur dalam pembangunan sistem kemasyarakatan dan lingkungan. Keterlibatan mereka dalam kegiatan pengab-dian masyarakat yang dilakukan sendiri maupun melalui kerja sama dengan fihak lain (termasuk dengan Pemda DKI Jakarta) adalah kenyataan yang ada. Pada saat terjadinya gonjang-ganjing ekonomi dan politik pada tahun 1997-1998, mahasiswa Borobudur juga tidak tinggal diam. Bahkan, dicatat dalam sejarah reformasi bahwa peran mahasiswa Universitas Borobudur dan Akademi-Akademi Borobudur yang mengadakan aksi reformasi melalui demo dan dialog dengan pemerintah dan DPR adalah juga nyata.

Landasan kokoh yang ditanamkan kepada masyarakat Borobudur melalui kemandirian dan kewirausahaan yang tersebut di atas membawa kestabilan institusional bagi Universitas Borobudur dan Akademi-Akademi Borobudur. Pemahaman terhadap tanggung jawab masing-masing menjadikan institusi ini berjalan stabil dan terhindar dari pergolakan institusional. Pada saat mahasiswa ramai mengadakan aksi demo ke luar kampus untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang dilaksanakan secara bergelombang, perkuliahan tetap berjalan seperti biasa. Kehidupan kampus tetap normal berjalan sesuai dengan kalender akademik yang telah ditetapkan.

NAMA BOROBUDUR

Borobudur adalah nama yang telah mendunia dan melekat sebagai nama untuk sebuah candi yang terletak di kawasan Magelang Jawa Tengah. Candi Borobudur adalah peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang monumental dan diakui sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia (seven wonders of the world). Candi Borobudur menggambarkan kehebatan struktur ar-sitektur dan konstruksi bangunan yang menakjubkan dan menunjukkan kemajuan dan kehebatan pengetahuan, teknologi dan budaya tinggi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia pada jaman dahulu.

Terinspirasi dengan kehebatan pengetahuan, teknologi dan budaya yang tinggi tersebut, pendiri YPB memberikan nama terhadap yayasan yang didirikan serta perguruan tinggi yang diselenggarakannya dengan nama dan atribut ‘Borobudur’. Harapannya adalah setiap program dan kegiatan yang diselenggarakan dalam naungan YPB selalu menjunjung tinggi dan mengedepankan aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya bangsa.

(Bambang Bernanthos)